Senin, 17 Desember 2007

Falling in Love....Again



You know what, being a mother and having a child/children is like falling in love again.......

Kamis, 13 Desember 2007

What happen to the love after marriage...?

Sebagian besar bilang cinta akan hilang setelah beberapa lama bersama-sama. Getar cinta, binar-binar dan sinaran cinta di mata kekasih bisa menghilang. Sebagian lagi mungkin akan bilang cinta bertransformasi menjadi hanya rasa sayang, seperti sayang untuk teman, seperti sayang untuk kakak atau adik, tetapi rasa deg-degan ketika bertemu kekasih, canggung ketika bersama, dan malu-malu ketika bersamanya akan lenyap perlahan-lahan seiring dengan berjalannya waktu. Sebagian lagi malah bilang cinta sudah menguap sama sekali.
Rutinitas kemudian menjadi sesuatu yang sangat membosankan, menjadi momok, menjadi sesuatu yang sangat tidak menyenangkan, sehingga bisa dijadikan alasan oleh seseoran untuk mencari ”hiburan” dari tempat (baca=orang) lain.
Kemudian apalagi yang tersisa dan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam lingkaran perkawinan. Menurut saya RASIONALITAS. Ketika rasional seseorang mendominasi, hal-hal buruk seperti perselingkuhan tidak akan terjadi.
Sayangnya, tampaknya rasional ini lebih banyak dipunyai perempuan. (Salah kalau dibilang perempuan lebih punya emosi daripada rasio, sedangkan laki-laki sebaliknya). Perempuan ketika akan selingkuh dari suaminya pasti banyak pertimbangannya, nanti anaknya beginilah, nanti teman-teman bilang begitulah, keluarga begini, suami begitulah, dan lain-lain. Tetapi laki-laki sepertinya tidak seperti itu. Ini bisa dilihat bahwa laki-lakilah yang lebih banyak selingkuh dibanding perempuan.
Kemudian yang menjadi korban dari kebodohan itu adalah perempuan yang kemudian berimbas pada anak dari hasil cinta mereka (dahulu...). Perempuan akan mulai berpikir, apa yang salah dengan dirinya, apa yang kurang dari dia, apa dia kurang cantik, apa dia kurang kurus, apa dia kurang muda, apa dia kurang melayani, apa dia membosankan.


Kemudian sang anak akan merasa tertipu, hatinya hancur, apalagi kalau anak perempuan (anak perempuan biasanya mengidolakan ayahnya dan ingin kalau punya suami seperti ayahnya...). kemudian kalau laki-laki tidak bisa melepaskan diri dari jerat perselingkuhan, dan malah menjatuhkan talak pada istrinya, keluarga akan hancur-lebur. Harga diri peerempuan terkoyak koyak, banyak yang kemudian menjadi depresi dan tidak percaya diri.

Anak-anak bertanya-tanya, kenapa ayahnya meninggalkannya, apa ayah tidak mencintainya, apa karena dia nakal, apa karena dia tidak mau makan, apa karena dia kurang pintar di sekolah, apa karena dia tidak cantik, kenapa ayah meninggalkan ibu, kenapa ayah tidak mencintai ibu. Lantas, di kemudian hari ketika si-anak sudahh dewasa, dia akan berpikir sejuta kali untuk menikah. Apakah laki-laki yang dicintainya benar-benar mencintainya, apakah laki-laki yang dicintainya bisa terus mencintainya, apakah laki-laki itu tidak akan mengecewakannya, bisakah laki-laki itu menjaga hatinya, menjaga cintanya, menjaga nafsunya. Kemudian ketika menikahpun si-anak tidak akan terlepas dari traumanya dahulu, dan masih membawa-bawa trauma itu ke dalam kehidupan tumah tangganya. Dia bisa menjadi sangat protektif (baca=mengekang) terhadap suaminya, lantas menularkan rasa tidak percaya diri pada anaknya

Kamis, 06 Desember 2007

poligami2...aa gym...

Capeeekkk dehhhh...denger aa gym semalem di kick andy....
Susah ya, abis dia nyamain tindakannya berpoligami dengan tindakan seorang ibu yang memvaksinasi anaknya dengan vaksin. SAKIT TAPI BERMANFAAT BESAR, kalo itung-itungan kedokterannya, BENEFIT MELEBIHI RISK....apa iya???????
Aa gym gak semuanya negatif menurut gue, ada bagusnya jadi orang seperti Aa Gym, dia selalu bisa mencari sisi baik dari sesuatu...tapi, gak tau kenapa, mungkin karena perasaan subjektif gue sudah sangat bermain, hikmah2 yang Aa gym tarik dari "episode" hidupnya ini kedengeran "fals" buat gue.
Dan akhirnya lagu "jagalah hati" kedengeran jadi minor-minor dan kelihatan banget penonton acara itu pun gak antusias nyanyiinnya....sama gak antusiasnya gue meresapi kata-kata Aa gym yang kedengerannya terlalu di"bijak-bijakan"....
Sorry...

Minggu, 25 November 2007

poligami1

Perempuan kadang-kadang aneh, kita cenderung menyalahkan kaum kita juga.
Dalam perjalanan menuju lokalisasi tanjung uncang di kota batam, salah seorang kolega dokter bercerita soal koleganya yang baru saja mengantar suaminya untuk kawin lagi. Yang bikin saya kecewa, ibu itu bilang, bahwa koleganya itu salah juga karena terlalu sering meninggalkan suami untuk bekerja dari pagi sampai malam, makanya suaminya jadi mau poligami. Menurut gue ini sama sekali bukan alasan laki-laki boleh poligami.
Dalam perjalanan dari tanjung uncang ke hang nadim, vivi cerita kalo dia seneng banget makan di ”wong solo” soalnya enak katanya. Gue bilang, meskipun gue tergiur dengan iming-iming enaknya ayam bakar wong solo, gue gak akan mau makan di sana.
Gue setuju banget sama kiki, bahwa pelaku poligami atau peselingkuh itu harus dihukum secara sosial. Begitupun wong solo, gue pikir, dengan banyaknya media yang menulis tentang ke-poligamian wong solo, dan berpihak, ini sih sama sekali bukan hukuman sosial. Apalagi rame-rame makan di sana....???

Jumat, 16 November 2007

My Superstar




I love you my biggest superstar


You are the best gift ever




If someone ask me what is the most beautiful thing I have ever seen, I will definitely say, "my superstar eyes when he first realized the beautiful of the moon shone up high in the sky..."

Senin, 12 November 2007

Selingkuh1

Mungkin laki-laki menganggap perkawinan adalah hal yang "segalanya tetapi terpisah dari kehidupannya". Laki-laki ketika berselingkuh dan ketahuan akan mengatakan kalau hubungannya dengan perempuan lain itu sebagai "bukan apa-apa" dan akan bilang kalau istri, anak dan keluarganya adalah segalanya buatnya.
Selingkuh sekarang ini adalah fenomena, bukan suatu kejadian. Semakin banyak orang yang beranggapan kalau selingkuh itu "bukan apa-apa". Coba perhatikan sinetron2 sekarang, lagu2 sekarang, berapa banyak yang mengusung tema selingkuh, dan dibenarkan. bahkan ada lagu bodoh yang dibawakan oleh perempuan yang meminta untuk "dijadikan yang kedua".
Gue terus terang khawatir dengan fenomena ini. Gue menganggap lagu itu "inspiring", bisa mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Kebayangkan kalo banyaknya lagu yang berpihak pada selingkuh, bahkan menjadikan orang ketiga ini sebagai orang yang teraniaya, bagaimana nasib anak-anak kita.
Gue korban selingkuh juga, baik secara langsung dan gak langsung. Gue cerita yang gak langsung aja ya, misalnya, Akibat poligami, gue jadi gak kenal sama tante-tante dan om gue (saking banyaknya...hehehe). Nyokap gue pun manggil bokapnya "om", dan gue pun jadi gak cukup kenal dengan sosok "om" ini (mungkin dianya juga pusing kali ya kebanyakan cucu...).

Rabu, 31 Oktober 2007

Mimpi 97

Kemarin, secara gak sengaja gue nemu buku harian gue tahun 97. lucu juga nginget2 jaman dulu, ternyata dari 10 tahun yang lalu banyak yang berubah juga dari gue. Dulu spirit pertemanan gue tinggi, tahun tersebut ternyata gue juga cukup religius, dan cukup merhatiin keadaan sosial saat itu.
Tapi yang bikin gue tergugah, ketika baca tulisan gue tentang seorang bocah yang namanya "Ano". Bocah ini waktu itu gue yang nyunat (gimana si ano sekarang ya?). "Ano" bandel banget, sampai2 senior2 gue yang ikutan ada di meja operasi bete abis, tapi di situ gue tulis, gue sama sekali gak bete, malah memaklumi.
Ano datang ke sunatan masal ditemani oleh "Abang" (abang2an mungkin), ibunya dah meninggal, dan ayahnya gak pernah pulang. Waktu itu gue masih muda banget kali ya, dan belom tau kalo di dunia ini banyaaaak banget anak2 seperti itu.
Yang menarik di buku harian itu gue menulis, "Someday I will make the world a better place to live for these children"....
Ini mungkin mimpi gue yang lain...

Senin, 29 Oktober 2007

MIMPI 1

Barusan aja gue men-share mimpi gue ke seorang teman...dia bilang mimpi gue susah dan modalnya gede...hehehe...kalo gak susah bukan mimpi kali ye...
Dari dulu (tapi baru-baru ini gue terinspirasi lagi oleh sakitnya abang gue dan anaknya mpok, temen gue yang pramuka banget/jujur dan gemar membantu) gue pengeeeen banget punya klinik yang FEMALE AND CHILDREN - FRIENDLY...kliniknya ini tampilannya gak kayak klinik-yang catnya warna putih dan membosankan, dokternya pake baju dokter- nanti klinik gue ini tampilannya harus menyenangkan, ruang tunggu bersofa-sofa dan ada children play-groundnya dikit. Semua staff harus friendly and fun, seragamnya juga mungkin bisa kayak seragam petugas Ancol (hehehe...).
SEMUA PASIEN YANG DATANG, AKAN DIHARGAI SEBAGAI MANUSIA bukan sebagai objek pesakitan, APALAGI MESIN UANG (dokter sering gak peduli sama nama pasien, dan sering gak mengenalkan diri...), mereka akan diberi penjelasan mengenai penyakitnya, dan mengenai obat yang diberikan (dokter sering bete kalo pasien banyak nanya soal penyakit dan obat yang dikasih), dan akan mendapatkan follow-up yang baik (nomer hp pasien akan ditanyakan, sehari setelahnya akan difollow-up). Dokter dan pasien bisa berdiskusi, boleh minta second opinion (dokter sering ngerasa terancam integritasnya klo pasien minta second opinion dari dokter lain).
Ruang dokternya juga akan nyaman, bukan kursi-meja-kursi, tapi sofa-sofa saling menyamping (kayak di klinik gue dulu), dan full-musik juga...
Sekarang tinggal cari cara untuk membuatnya menjadi nyata....

IMS Indonesia



Lo tau gak, kalo angka IMS di Indonesia itu yang paling tinggi sedunia???
Lo tau gak kalo meskipun paling tinggi di dunia, Indonesia gak punya minat untuk menurunkannya??? Ironis ya...
Seminggu terakhir ini, cukup membuat gue makin khawatir dengan program IMS di Indonesia. Minggu lalu meeting banyolan soal resistensi obat, diikuti dengan meeting ketok palu soal strategi IMS. Begitu frustrasinya sampe gue berkeluh kesah berkali-kali ke Bagus temen gue yang cukup aktivis di Jawa Barat, dan gue sampe gak enak sendiri karena kok gue bisanya ngeluh aja, sementara yang gue kerjain juga gak banyak.
Gue cukup nyadar kalo di Negara yang gue tinggali ini korupsinya gila2an. Tapi baru-baru ini gue bener2 mengalaminya. Gue gak bilang kalo gue orang paling bersih, tapi menurut gue korupsi di sini PARAH, sudah demikian masuk di dalam system, sehingga kalo elo di dalamnya elo gak akan bisa kalo gak ngelakuinnya.
Kemaren dan tadi pagi sambil mikir2, dan merasakan kalau yang namanya PROGRAM IMS di Indonesia itu gak ada dan mungkin gak pernah ada, dan gue juga udah cukup akan berbesar hati kalau nanti FHI akan menghentikan program IMSnya. Komitmen stakeholder minim sekali (sebagian ada sebagian gak ada), si-empunya program pun sepertinya gak peduli, Kondom tidak pernah di-imani bisa membantu Negara ini di dalam menekan laju IMS/HIV-AIDS, karena memang kondom gak pernah dijadikan suatu program dan pilihan wajib bagi yang berisiko.
Buat gue yang penting (terkait dengan klinik IMS) sekarang adalah, pekerja seks yang memang sudah merasa bahwa pergi ke klinik IMS adalah bagian dari hidup mereka, tidak akan kehilangan layanan tersebut, meskipun mungkin tahun depan mereka harus bayar untuk bisa berobat (karena FHI sudah tidak mendanai), gak pa pa yang penting akses ada. Hal lain lagi yang bisa ditingkatkan adalah: karena design kita selama ini adalah klinik IMS sebagai pintu masuk pasien di dalam mengakses layanan lanjutan, justru inilah yang mungkin bisa ditingkatkan, karena IMS gak bisa dikendalikan setidaknya yang sudah punya IMS bahkan HIV-AIDS bisa benar-benar ditindaklanjuti dengan baik…
Mungkin memang bener kita nih sepertinya hidup hanya untuk “survive”, atau hidup untuk diri kita sendiri….

Senin, 22 Oktober 2007

Menulis lagi....

Mau mencoba untuk mulai menulis lagi (hal kecil yang dulu gue suka lakuin)...
Masih terinspirasi dari satu training yang "beda" dan menyentuh hati, training yang mengingatkan gue akan little good things yang dulu gue lakuin, tapi jadi gak gue lakuin belakangan ini karena hal klasik...